Selasa, 13 September 2011

PAHALA 1 TAHUN PUASA

"Barangsiapa telah berpuasa Ramadan kemudian diikuti dengan 6 hari dari dari Syawwal (puasa) maka ia adalah seperti (pahala) puasa ad-Dahr(setahun)" (Riwayat Al-Bukhari, no 6502).

"Setiap amal manusia adalah untuk dirinya kecuali puasa, ia adalah untuk-Ku dan Aku memberi ganjaran dengan (amalan puasa itu)."

Rasulullah Saw melanjutkan: "Demi Allah yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, nafas orang yang berpuasa adalah lebih harum di sisi Allah berbanding wangian kasturi." [Sahih: Dikeluarkan oleh Muslim dalam Shahihnya, hadis no: 1151 (Kitab al-Siyam, Bab keutamaan berpuasa)]

Selain hadis di atas, terdapat banyak hadis lain yang menerangkan keutamaan puasa sunat. Para pembaca boleh merujuk ke kitab al-Shahih al-Musnad min Fadhail al-Amal susunan Syaikh Ali bin Muhammad al-Maghribi (Dar Ibn 'Affan, Riyadh, 2000). Di antara jenis puasa sunat ialah puasa enam hari pada bulan Syawal.

Dalil Puasa Sunat Enam Syawal.
Dalilnya ialah hadis Rasulullah Saw : "Sesiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian dia mengiringinya dengan enam hari dari bulan Syawal maka itu seperti berpuasa sepanjang tahun." Sahih: Dikeluarkan oleh Muslim dalam Shahihnya, hadis no: 1164 (Kitab al-Siyam, Bab disunatkan berpuasa enam hari dari bulan Syawal)

وَلَوْ أَنَّهُمْ آمَنُواْ واتَّقَوْا لَمَثُوبَةٌ مِّنْ عِندِ اللَّه خَيْرٌ لَّوْ كَانُواْ يَعْلَمُونَ
Sesungguhnya kalau mereka beriman dan bertakwa, (niscaya mereka akan mendapat pahala), dan sesungguhnya pahala dari sisi Allah adalah lebih baik, kalau mereka mengetahui
(Surah Al-Baqarah 2: Ayat ke 103)
 
http://www.iluvislam.com/design/wallpaper/3612-design-ganjaran-setahun-puasa.html

Nilai Cinta

Islam telah meletakkan dasar-dasar praktikal dan cara yang positif dalam usaha memperkukuhkan ikatan cinta dan kasih sayang. Andai dasar-dasar ini dipegang teguh oleh Muslim seluruhnya, maka persaudaraan yang kita istilahkan sebagai 'ukhuwah fillah abadan abada' atau 'ukhuwah lestari selamanya' itu akan terus mekar serta semakin kukuh.

Mari kita lihat beberapa panduan yang wajar kita terjemahkan dengan amal selain daripada doa, senyum, dan sapaan :

Pertama : Apabila saudara mengasihi seseorang kerana Allah, maka ia hendaklah memberitahunya bahawa ia mencintainya. "Apabila seseorang mencintai saudaranya maka hendaknya ia memberitahu kepadanya." (Riwayat Abu Daud dan Tirmizi)

Kedua : Hendaklah melazimkan berjabat tangan apabila bertemu dengan seseorang. "Tidak ada dua orang Mukmin yang berjumpa lalu berjabat tangan melainkan kedua-duanya diampuni dosa sebelum berpisah." (Riwayat Abu Daud dari Barra)

Ketiga : Terus menghidupkan serta menggalakkan program dan kempen ziarah-menziarahi dari semasa ke semasa. "Pasti akan mendapat cinta-Ku orang-orang yang mencintai kerana Aku, di mana kedua-duanya saling berkunjung kerana aku, dan saling memberi kerana Aku" (Hadis Qudsi)

Keempat :Hendaklah mengucapkan tahniah kepada saudaranya pada tempat yang munasabah. "Sesiapa yang mengucapkan selamat kepada saudaranya ketika saudaranya mendapat kebahagiaan, nescaya Allah akan menggembirakannya pada hari Kiamat." (Riwayat Tabrani)

Kelima : Lazimkan memberi hadiah dalam keadaannya yang sesuai. "Biasakanlah kamu untuk saling memberi hadiah, nescaya kamu akan saling mencintai." (Riwayat Tabrani)

Keenam : Berikanlah keutamaan dalam menunaikan hajatnya. "Sesiapa yang meringankan beban penderitaan seorang Mukmin di dunia, pasti Allah akan meringankan beban penderitaannya di Akhirat kelak. Sesiapa yang memudahkan orang yang dalam keadaan susah, pasti Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan di Akhirat nanti. Sesiapa yang menutupi aib seseorang Muslim, pasti Allah akan menutup aibnya di dunia dan juga di Akhirat. Dan Allah akan selalu menolong hamba-Nya jika hamba tersebut menolong saudaranya." (Riwayat Muslim).

As-Syahid Imam Hassan al-Banna telah menyifatkan bahwa ukhuwah ialah ikatan hati dan jiwa yang diasaskan oleh aqidah. Aqidah adalah merupakan ikatan yang paling kukuh serta bernilai. Ia juga merupakan natijah keimanan, manakala perpecahan adalah sebahagian daripada natijah kekufuran.
Kesatuan tidak akan lahir tanpa kasih sayang. Derajat kasih sayang yang paling rendah ialah seseorang itu merasa senang dan tenteram terhadap saudaranya atau kita isitilahkan sebagai 'salamatus sodri.'
Manakala darjat yang paling tinggi ialah seseorang itu mampu mengutamakan saudaranya melebihi dirinya sendiri iaitu 'ithar.' Usahlah kita asyik berbicara tentang bersatu, bersatu, dan bersatu kalau hendak bersama di atas tikar sembahyang pun kita tidak mampu!

Mungkin kita tidak sependapat tetapi harus masih kekal bersepakat supaya musuh-musuh Islam yang lebih utama di luar sana untuk kita perangi tidak bersuka-ria melihat bibit-bibit perpecahan yang ada.Dengan teguhnya ukhuwah, Insya-Allah, segala rintangan dapat kita tempuh dan rempuh dengan jayanya. Berlapang dada dan bersangka baiklah!

Kalian,
Jauhilah dari bersangka-sangka,
Kerana banyak dalam sangkaan-sangkaan itu adalah kejahatan,
Selemah-lemah ukhuwah itu adalah percaya kepada sahabatnya,
Maka dengan itu akan kembalilah kekuatan,
Kerana dipercayai itu lebih baik daripada hanya sekadar dicintai dan disayangi.

-Artikel iluvislam.com

Jumat, 09 September 2011

Belajar Dari Wajah

BELAJAR DARI WAJAH

Menarik sekali jikalau kita terus menerus belajar tentang fenomena apapun yang terjadi dalam hiruk-pikuk kehidupan ini. Tidak ada salahnya kalau kita buat semacam target. Misalnya : hari ini kita belajar tentang wajah. Wajah? Ya, wajah. Karena masalah wajah bukan hanya masalah bentuknya, tapi yang utama adalah pancaran yang tersemburat dari si pemilik wajah tersebut.

Ketika pagi menyingsing, misalnya, tekadkan dalam diri : "Saya ingin tahu wajah yang paling menenteramkan hati itu seperti apa? Wajah yang paling menggelisahkan itu seperti bagaimana?" karena pastilah hari ini kita akan banyak bertemu dengan wajah orang per orang. Ya, karena setiap orang pastilah punya wajah. Wajah istri, suami, anak, tetangga, teman sekantor, orang di perjalanan, dan lain sebagainya. Nah, ketika kita berjumpa dengan siapapun hari ini, marilah kita belajar ilmu tentang wajah.

Subhanallaah, pastilah kita akan bertemu dengan beraneka macam bentuk wajah. Dan, tiap wajah ternyata dampaknya berbeda-beda kepada kita. Ada yang menenteramkan, ada yang menyejukkan, ada yang menggelikan, ada yang menggelisahkan, dan ada pula yang menakutkan. Lho, kok menakutkan? Kenapa? Apa yang menakutkan karena bentuk hidungnya? Tentu saja tidak! Sebab ada yang hidungnya mungil tapi menenteramkan. Ada yang sorot matanya tajam menghunjam, tapi menyejukkan. Ada yang kulitnya hitam, tapi penuh wibawa.

Pernah suatu ketika berjumpa dengan seorang ulama dari Afrika di Masjidil Haram, subhanallaah, walaupun kulitnya tidak putih, tidak kuning, tetapi ketika memandang wajahnya... sejuk sekali! Senyumnya begitu tulus meresap ke relung qolbu yang paling dalam. Sungguh bagai disiram air sejuk menyegarkan di pagi hari. Ada pula seorang ulama yang tubuhnya mungil, dan diberi karunia kelumpuhan sejak kecil. Namanya Syekh Ahmad Yassin, pemimpin spiritual gerakan Intifadah, Palestina. Ia tidak punya daya, duduknya saja di atas kursi roda. Hanya kepalanya saja yang bergerak. Tapi, saat menatap wajahnya, terpancar kesejukan yang luar biasa. Padahal, beliau jauh dari ketampanan wajah sebagaimana yang dianggap rupawan dalam versi manusia. Tapi, ternyata dibalik kelumpuhannya itu beliau memendam ketenteraman batin yang begitu dahsyat, tergambar saat kita memandang sejuknya pancaran rona wajahnya.

Nah, saudaraku, kalau hari ini kita berhasil menemukan struktur wajah seseorang yang menenteramkan, maka caru tahulah kenapa dia sampai memiliki wajah yang menenteramkan seperti itu. Tentulah, benar-benar kita akan menaruh hormat. Betapa senyumannya yang tulus; pancaran wajahnya, nampak ingin sekali ia membahagiakan siapapun yang menatapnya. Dan sebaliknya, bagaimana kalau kita menatap wajah lain dengan sifat yang berlawanan; (maaf, bukan bermaksud meremehkan) ada pula yang wajahnya bengis, struktur katanya ketus, sorot matanya kejam, senyumannya sinis, dan sikapnya pun tidak ramah. Begitulah, wajah-wajah dari saudara-saudara kita yang lain, yang belum mendapat ilmu; bengis dan ketus. Dan ini pun perlu kita pelajari.

Ambillah kelebihan dari wajah yang menenteramkan, yang menyejukkan tadi menjadi bagian dari wajah kita, dan buang jauh-jauh raut wajah yang tidak ramah, tidak menenteramkan, dan yang tidak menyejukkan.

Tidak ada salahnya jika kita evalusi diri di depan cermin. Tanyalah; raut seperti apakah yang ada di wajah kita ini? Memang ada diantara hamba-hamba Allah yang bibirnya di desain agak berat ke bawah. Kadang-kadang menyangkanya dia kurang senyum, sinis, atau kurang ramah. Subhanallaah, bentuk seperti ini pun karunia Allah yang patut disyukuri dan bisa jadi ladang amal bagi siapapun yang memilikinya untuk berusaha senyum ramah lebih maksimal lagi.

Sedangkan bagi wajah yang untuk seulas senyum itu sudah ada, maka tinggal meningkatkan lagi kualitas senyum tersebut, yaitu untuk lebih ikhlas lagi. Karena senyum di wajah, bukan hanya persoalan menyangkut ujung bibir saja, tapi yang utama adalah, ingin tidak kita membahagiakan orang lain? Ingin tidak kita membuat di sekitar kita tercahayai? Nabi Muhammad SAW, memberikan perhatian yang luar biasa kepada setiap orang yang bertemu dengan beliau sehingga orang itu merasa puas. Kenapa puas? Diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW – bila ada orang yang menyapanya – menganggap orang tersebut adalah orang yang paling utama di hadapan beliau. Sesuai kadar kemampuannya.

Walhasil, ketika Nabi SAW berbincang dengan siapapun, maka orang yang diajak berbincang ini senantiasa menjadi curahan perhatian. Tak heran bila cara memandang, cara bersikap, ternyata menjadi atribut kemuliaan yang beliau contohkan. Dan itu ternyata berpengaruh besar terhadap sikap dan perasaan orang yang diajak bicara.

Adapun kemuramdurjaan, ketidakenakkan, kegelisahan itu muncul ternyata diantara akibta kita belum menganggap orang yang ada dihadapan kita orang yang paling utama. Makanya, terkadang kita melihat seseorang itu hanya separuh mata, berbicara hanya separuh perhatian. Misalnya, ketika ada seseorang yang datang menghampiri, kita sapa orang itu sambil baca koran. Padahal, kalau kita sudah tidak mengutamakan orang lain, maka curahan kata-kata, cara memandang, cara bersikap, itu tidak akan punya daya sentuh. Tidak punya daya pancar yang kuat.

Orang karena itu, marilah kita berlatih diri meneliti wajah, tentu saja bukan maksud untuk meremehkan. Tapi, mengambil tauladan wajah yang baik, menghindari yang tidak baiknya, dan cari kuncinya kenapa sampai seperti itu? Lalu praktekkan dalam perilaku kita sehari-hari. Selain itu belajarlah untuk mengutamakan orang lain!

Mudah-mudahan kita dapat mengutamakan orang lain di hadapan kita, walaupun hanya beberapa menit, walaupun hanya beberapa detik, subhanallaah.***

http://www.facebook.com/photo.php?fbid=283318121685364&set=a.283313291685847.88336.245279178822592&type=1&ref=nf

Ciri-ciri Wanita Sholeha

Bismillahirrohmanirrohim . .

Islam sungguh indah, bagaimana tidak, Islam merupakan agama yang sempurna. Al-Qur'an merupakan pedoman bagi umat Islam bagaimana kita sebagai makhluk Allah SWT harus bersikap.

Ingin sekali menjadi wanita sholeha,, akhirnya aku browsing, untuk menjadi wanita soleha hanya perlu 2 syarat yaitu:

Pertama : Taat kepada Allah dan Rasul-Nya
Kedua     : Taat kepada suami (ini jika aku telah bersuami ^^)


Taat kepada Allah dan Rasul-Nya

- Mencintai Allah s.w.t. dan Rasulullah s.a.w. melebihi dari segala-galanya.
- Wajib menutup aurat
- Tidak berhias dan berperangai seperti wanita jahiliah
- Tidak bermusafir atau bersama dengan lelaki dewasa kecuali ada mahram bersamanya
- Sering membantu lelaki dalam perkara kebenaran, kebajikan dan taqwa
- Berbuat baik kepada ibu & bapa
- Sentiasa bersedekah baik dalam keadaan susah ataupun senang
- Tidak berkhalwat dengan lelaki dewasa
- Bersikap baik terhadap tetangga

Taat kepada Suami
- Memelihara kewajiban terhadap suami
- Sentiasa menyenangkan suami
- Menjaga kehormatan diri dan harta suaminya selama suami tidak ada di rumah
- Selalu berwajah senang di hadapan suami
- Selalu menerima ajakan suami untuk tidur
- Selalu meminta izin jika akan keluar rumah
- Selalu merendahkan suaranya terhadap suami
- Selalu mendukung suami dalam kebenaran
- Selalu menjaga diri dan  tidak menerima tamu yang dibenci suaminya
- Selalu memelihara diri, kebersihan & kecantikannya serta rumah tangga


Hal yang Merendahkan Martabat Wanita
Pertama : Lupa mengingat Allah
Karena terlalu sibuk dengan tugas dan kegiatan luar atau memelihara anak-anak, maka tidak heran jika banyak wanita yang tidak menyadari bahwa dirinya telah lalai dari mengingat Allah SWT. Dan saat kelalaian ini pada hakikatnya merupakan saat yang paling berbahaya bagi diri mereka, di mana syaitan akan mengarahkan hawa nafsu agar memainkan peranannya.

Firman Allah SWT di dalam Q.S Al-Jathiah (23) :
" Maka sudahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmunya. Dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya."
dan Rasulullah SAW bersabda yang artinya :
"Tidak sempurna iman seseorang dari kamu, sehingga dia merasa cenderung kepada apa yang telah aku sampaikan." (Riwayat Tarmizi)
Mengingati Allah s.w.t. bukan saja dengan berzikir, tetapi termasuklah menghadiri majlis-majlis ilmu.

Kedua : Mudah Tertipu Keindahan Dunia
Keindahan dunia dan kemewahannya memang banyak menjebak wanita ke perangkapnya. Bukan hanya itu, malahan syaitan dengan mudah memperalatkannya untuk menarik kaum lelaki agar sama-sama bergelumang dengan dosa dan noda. Tidak sedikit yang sanggup durhaka kepada Allah s.w.t. hanya kerana kenikmatan dunia yang terlalu sedikit.

Firman Allah SWT dalam Q.S Al-An'am :
" Dan tidaklah penghidupan dunia ini melainkan permainan dan kelalaian dan sesungguhnya negeri akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa, oleh kerana itu tidakkah kamu berfikir."

Ketiga     : Mudah terpedaya dengan syahwat.
Keempat : Lemah iman.
Kelima    : Bersikap suka menunjuk-nunjuk.

Sesungguhnya dunia ini adalah perhiasan, perhiasan dunia yang terbaik adalah wanita yang solehah.
- Artikel iluvislam.com